Serang, unsera.ac.id — Mahasiswa Jurusan Sistem Komputer Universitas Serang Raya (Unsera) kembali membuktikan kontribusinya terhadap masyarakat melalui inovasi teknologi bertajuk “Early Warning System Heat Stroke for Farmers”. Alat ini dirancang sebagai sistem pendeteksi dini cuaca panas ekstrem untuk membantu para petani menghindari risiko heat stroke yang sering terjadi akibat paparan suhu tinggi saat bekerja di lahan. Kegiatan peluncuran dan edukasi alat ini dilaksanakan pada 16 Juni 2025 di Desa Tirtayasa, Kabupaten Serang, dan diikuti oleh 30 petani lokal. Tak sekadar memperkenalkan alat, tim mahasiswa Unsera juga menggelar sesi edukasi kesehatan mental berbasis iklim dengan pendekatan interaktif dan menyenangkan, menggunakan metode pembelajaran kelompok dan permainan edukatif. Acara ini dipandu langsung oleh dosen Unsera dan didampingi oleh dua fasilitator internasional: Inovasi alat ini berawal dari tantangan yang diberikan oleh dosen pembimbing, Siswanto, M.T., kepada tim mahasiswa untuk menciptakan sebuah teknologi yang bermanfaat. Awalnya, tim belum mengetahui secara pasti siapa yang akan menjadi pengguna alat tersebut. Namun, setelah mendengar keluhan dari para petani yang kerap mengalami sakit kepala akibat terik matahari, mereka pun mulai merancang alat ini sebagai solusi nyata atas permasalahan tersebut. “Kami awalnya hanya diberi tugas membuat alat, belum tahu untuk siapa. Tapi setelah tahu bahwa para petani sering merasa pusing karena suhu yang tinggi, kami sadar alat ini harus kami tujukan untuk mereka,” ujar Vincensius Situmorang. Perjalanan mereka tidak mudah. Tantangan teknis seperti kelebihan tegangan listrik dan komponen speaker yang kurang responsif sempat menghambat proses. Mereka bahkan harus mengganti rancangan alat hingga tiga kali agar bisa berfungsi secara optimal. Namun berkat kerja keras dan bimbingan dosen, alat ini akhirnya berhasil beroperasi dengan baik dan dapat memberikan sinyal peringatan saat suhu mencapai batas berbahaya. Dengan hadirnya sistem ini, para petani kini bisa mengetahui kapan suhu lingkungan sudah cukup tinggi dan disarankan untuk beristirahat sejenak agar terhindar dari gangguan kesehatan serius. Harapannya, alat ini dapat menjadi solusi nyata yang meningkatkan kesadaran petani akan pentingnya menjaga kesehatan saat bekerja di bawah cuaca ekstrem. Proyek pengembangan alat Early Warning System Heat Stroke merupakan inisiatif dari empat mahasiswa Jurusan Sistem Komputer Unsera: Vincensius Situmorang, Wendi Setiawan Saputra, Dadan Sumindar, dan Alfredo Jati Florentino. Proyek ini dibimbing langsung oleh Bapak Siswanto, M.T., dan saat ini telah memasuki tahap prototipe awal (Tahap 1). Dalam arah pengembangannya, alat ini direncanakan untuk menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) dan Wireless Sensor Network (WSN). Seperti disampaikan oleh pembimbing, “Kedepan akan dikembangkan berbasis IOT yang dapat memonitoring kondisi secara real time dan menggunakan teknologi WSN (wireless sensor network).” Melalui proyek ini, Unsera terus mendorong mahasiswa untuk tidak hanya menguasai teknologi, tetapi juga peka terhadap permasalahan sosial dan lingkungan di sekitarnya. Inovasi “Early Warning System Heat Stroke for Farmers” menjadi bukti nyata bahwa kontribusi mahasiswa bisa memberi dampak langsung kepada masyarakat. Dari kampus untuk petani, dari Unsera untuk Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi:🌐 Website resmi: www.unsera.ac.id✉ Email: info@unsera.ac.id📷 Instagram: @unseracampus📺 YouTube: Unsera TV🐦 Twitter: @unseracampus
Read MoreSerang, 21 Maret 2025 – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Serang Raya (UNSERA) mengadakan sosialisasi Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 2025 dengan dua materi utama yang relevan bagi pelaku usaha mikro dan kecil. Kegiatan ini dihadiri oleh para dosen pembimbing KKM dari Universitas Serang Raya dan bertujuan untuk mendukung persiapan KKM 2025 yang berfokus pada pemberdayaan UMKM. Sumber foto: margil unsera Dr. Ing. Farid Wajdi, M.Sc., membahas pentingnya inovasi produk dan kemasan dalam menghadapi persaingan pasar. “Inovasi tidak hanya sekadar menambah nilai jual, tetapi juga menciptakan daya saing yang berkelanjutan. Perubahan pada komposisi, bentuk, warna, hingga kemasan dapat membuat produk lebih menarik dan fungsional,” ujarnya. Ia juga menekankan bahwa tren kemasan ramah lingkungan, seperti penggunaan serat alami dan sistem refill, semakin diminati. Sumber foto: margil unsera Sementara itu, Nina Arlofa, S.Si., M.Si., M.T., memaparkan proses pengajuan Sertifikat Halal (SH) dengan mekanisme Self Declare, yang memudahkan pelaku usaha dalam memperoleh legalitas halal produknya. “Pendaftaran sertifikasi halal kini lebih mudah. Pelaku usaha hanya perlu memastikan bahan yang digunakan berasal dari daftar positif atau sudah bersertifikat halal, serta mengikuti prosedur yang telah ditetapkan melalui platform Si Halal,” jelasnya. Dengan adanya sosialisasi ini, para dosen pembimbing lapangan dibekali dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang inovasi produk, kemasan, serta regulasi halal, sehingga dapat memberikan arahan yang tepat kepada mahasiswa di lapangan. Selain itu, pelaku usaha diharapkan dapat lebih memahami strategi inovasi serta regulasi halal, sehingga produk mereka lebih kompetitif di pasar. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi:🌐 Website: www.unsera.ac.id ✉️ Email: info@unsera.ac.id📷 Instagram: @unseracampus📺 YouTube: Unsera TV🐦 Twitter: @unseracampus
Read More