Universitas Serang Raya (UNSERA) bersama Sahabat Relawan Indonesia menggelar aksi pengabdian masyarakat di wilayah adat Baduy. Kegiatan di Kampung Cisadane dan Kampung Ciranji ini melibatkan 11 mahasiswa relawan yang memberikan edukasi kepada warga tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, mengelola sumber daya alam secara bijak, dan membangun kesadaran sosial sesuai kearifan lokal. Materi disampaikan secara holistik berbasis nilai dan tradisi masyarakat Baduy yang menjunjung prinsip hidup selaras dengan alam serta menjaga jarak dari pengaruh luar. Kesadaran ekologis dan sosial menjadi isu penting di tengah perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan tantangan keberlanjutan. Berdasarkan pengamatan lapangan, praktik tradisional masyarakat Baduy dapat diperkuat dengan literasi tambahan agar mampu menghadapi dinamika sosial-ekologis tanpa kehilangan identitas budaya. Dosen pendamping, Dr. Liza Diniarizky Putri, menegaskan: “Tanpa intervensi dan peningkatan literasi kesehatan, siklus stunting akan terus berulang dan mengancam kelangsungan generasi Baduy.” Dengan metode penyuluhan langsung, diskusi interaktif, dan pendekatan partisipatif, program ini diharapkan menjadi langkah awal membangun kesadaran kolektif dan perilaku berkelanjutan. Ketua Sahabat Relawan Indonesia, Arif Kirdiat, mengatakan: “Kami ingin masyarakat Baduy semakin kuat menjaga lingkungan dan budaya mereka di tengah perubahan zaman.” Aksi ini menjadi wujud nyata komitmen UNSERA mendukung pembangunan berkelanjutan di wilayah terpencil dan komunitas adat. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi:🌐 Website resmi: www.unsera.ac.id✉ Email: info@unsera.ac.id📷 Instagram: @unseracampus📺 YouTube: Unsera TV🐦 Twitter: @unseracampus
Read MoreSerang, unsera.ac.id – Universitas Serang Raya (UNSERA) berkolaborasi dengan komunitas Sahabat Relawan Indonesia dalam sebuah aksi nyata untuk meningkatkan literasi kesehatan terkait stunting di wilayah adat Baduy. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada 26 Juni 2025 di dua kampung Baduy, yakni Kampung Cisadane dan Kampung Ciranji, dengan melibatkan 11 mahasiswa sebagai relawan aktif dalam pelaksanaan program. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman menyeluruh kepada masyarakat Baduy mengenai bahaya stunting serta pentingnya intervensi gizi dan pola hidup sehat. Program ini disusun secara holistik dan kultural, menyesuaikan dengan nilai-nilai lokal masyarakat Baduy yang masih tertutup terhadap budaya luar. Stunting masih menjadi isu nasional yang krusial, bahkan Presiden RI menetapkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Namun, data menunjukkan bahwa permasalahan ini juga menjangkiti masyarakat adat seperti Baduy yang relatif minim akses terhadap literasi kesehatan. Rata-rata tinggi badan orang Baduy usia 30–49 tahun masih berada di bawah standar nasional yang ditetapkan Permenkes No. 28 Tahun 2019. Dr. Liza Diniarizky Putri, SIP., M.Kesos., M.I.Kom selaku dosen pendamping kegiatan ini, menyampaikan bahwa urgensi literasi stunting di kalangan masyarakat adat Baduy tidak bisa ditunda lagi. “Tanpa intervensi dan peningkatan literasi kesehatan, siklus stunting akan terus berulang dan mengancam kelangsungan generasi Baduy,” ujarnya. Melalui pendekatan yang bersifat edukatif, empatik, dan partisipatif, kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan perubahan perilaku yang berkelanjutan dalam upaya pencegahan stunting. Kegiatan ini juga menjadi bukti nyata peran perguruan tinggi dalam mendukung program pembangunan kesehatan nasional di wilayah-wilayah terpencil dan adat. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi:🌐 Website resmi: www.unsera.ac.id✉ Email: info@unsera.ac.id📷 Instagram: @unseracampus📺 YouTube: Unsera TV🐦 Twitter: @unseracampus
Read More