Sebanyak 34 mahasiswa inbound dari program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Angkatan 4 Universitas Serang Raya (Unsera) telah kembali ke kampus asal mereka masing-masing pada hari ini (17/7/2024). Rektor Unsera, Abdul Malik, melepas mereka pada acara closing ceremony yang digelar pada 12 Juli 2024. “Harap sampaikan kesan baik tentang Unsera dan Banten sebanyak mungkin. Tolong bagikan pengalaman menarik kalian kepada adik-adik di kampus,” ujar Abdul Malik saat acara penutupan. Koordinator PMM 4, Tb. Sofwan Hadi, M.Pd, menjelaskan bahwa mahasiswa PMM di Unsera berasal dari 21 perguruan tinggi di Indonesia. Menariknya, mereka tidak hanya belajar di satu fakultas, tetapi juga bisa mengambil mata kuliah lintas fakultas. “Kami berharap pengalaman kalian di Unsera menjadi kenangan indah dalam hidup kalian. Semoga kalian bangga pernah menjejakkan kaki di bumi jawara,” tuturnya. Baca Juga: Kesan Tak Terlupakan Mahasiswa PMM 4 Inbound Universitas Serang Raya Paulus, Kepala Suku PMM Batch 4 Unsera, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, termasuk dosen pembimbing modul dan teman-teman di Unsera. “Kami merasa diterima sebagai bagian dari sivitas akademika, bukan sebagai tamu,” ungkapnya. Unsera juga memastikan mahasiswa PMM Batch 4 aman sampai ke bandara dengan mengantarkan mereka langsung. Slogan mereka, “bertukar sementara, bermakna selamanya,” terasa benar-benar terwujud hari ini. (H)
Read MoreProgram Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Batch 4 di Universitas Serang Raya (UNSERA) telah memberikan kesan mendalam bagi para pesertanya. Tidak hanya mendapatkan ilmu akademis, mahasiswa PMM inbound juga mendapatkan berbagai pengalaman budaya yang beragam dan tak terlupakan. Datang dari berbagai wilayah di Indonesia, mahasiswa PMM dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia ini turut berbagi cerita tentang kesan dan pengalaman mereka selama mengikuti program ini di UNSERA. Dimas Kalinggo dari STIKES ISFI Banjarmasin mengungkapkan rasa syukur dan bangganya setelah menyelesaikan program PMM selama satu semester di UNSERA. “Saya sangat bersyukur, bangga, dan berterima kasih kepada Universitas Serang Raya yang telah menerima mahasiswa PMM dengan baik. Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan di sini, mulai dari eksplorasi budaya Baduy hingga berpartisipasi dalam Rampak Bedug UNSERA,” ujarnya. Baca Juga: Unsera Gelar Closing Ceremony PMM 4 Inbound, Representasikan Budaya Nusantara Senada dengan Dimas, Fransiska Emiliandri dari Universitas PGRI Palembang juga merasa sangat terkesan bisa menjalani program PMM di UNSERA. “PMM di UNSERA sangat berkesan. Dosen modulnya baik, koordinatornya sangat mendukung, kakak-kakak Liaison Officer (LO) serta humasnya friendly dan sangat merangkul. Teman-teman kelasnya juga baik. PMM di UNSERA benar-benar bagus dan keren, kalian tidak akan menyesal PMM di sini,” tuturnya. UNSERA berkomitmen menciptakan lingkungan yang mendukung dan inklusif bagi mahasiswa PMM, sehingga dapat menjalani proses belajar dengan nyaman dan optimal. Melalui program dan dukungan yang komprehensif, UNSERA terus berupaya memberikan pengalaman pendidikan yang tak terlupakan. Semangat kebersamaan dan kolaborasi yang terjalin di UNSERA diharapkan dapat menginspirasi generasi penerus bangsa untuk terus berprestasi dan berkontribusi bagi kemajuan negeri. (Z)
Read MoreAnastasya Grizelda Br Karo, mahasiswi Universitas Serang Raya (Unsera) program studi Teknik Kimia angkatan 2022 ini menorehkan pengalaman tak terlupakan dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Batch 4 di Universitas Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara. Bukan tanpa alasan, Anastasya tertarik mengikuti program PMM karena dirinya bisa berkesempatan untuk merasakan pengalaman belajar di luar daerah, yang memperkaya wawasan budaya dan meningkatkan kualitas pendidikan. Pertukaran mahasiswa ini juga memperkuat jaringan antar mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia dan mendorong fleksibilitas akademik di perguruan tinggi negeri Selama mengikuti kegiatan PMM, Anastasya mengaku dirinya menghadapi beberapa kendala, terutama dalam hal budaya. Tetapi hal tersebut tak menyurutkan semangatnya untuk terus mengeksplor banyak hal. “Budaya di asal saya dan di Manado sangat berbeda, terutama dalam segi bahasa. Di Manado, bahasa daerah sangat sering digunakan, dan saya sedikit kesulitan dalam memahami bahasa mereka. Tetapi lama kelamaan, saya juga mengerti dan bisa sedikit berbahasa Manado. Jadi, itu bukanlah kendala besar saat saya berada di Manado. Saya dapat mengeksplor banyak hal, dan dapat berbaur dengan masyarakat lokal di sana,” ujarnya. Anastasya juga membagikan momen yang paling berkesan saat mengikuti PMM, yaitu saat ia mengikuti Modul Nusantara trip ke tiga pulau yang sangat indah di Sulawesi Utara, yaitu Pulau Bunaken, Nain Pasir Timbul, dan Siladen. “Jika saya tidak ikut Modul Nusantara ini, mungkin saya tidak bisa menikmati keindahan alam Sulawesi Utara,” katanya. Anastasya juga mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh UNSERA kepada mahasiswa PMM outbound. “UNSERA sangat membantu saya dalam program ini. Saya dibantu dalam mengurus KRS dan dipermudah dalam konversi SKS mata kuliah saya. Koordinator PMM UNSERA juga sangat peduli dan membantu dalam mengurus program ini,” tambahnya. Untuk ke depannya, Anastasya berharap Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka tetap menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi keberagaman budaya, sosial, dan akademik di berbagai wilayah Indonesia. Program ini memungkinkan mahasiswa untuk mengalami dinamika kehidupan dan pendidikan di luar kampus asal mereka, sehingga dapat memperkaya wawasan dan keterampilan secara holistik. “Terima kasih banyak untuk program Pertukaran Mahasiswa Merdeka. Saya dapat bertemu orang-orang hebat dari Sabang sampai Merauke. Terima kasih PMM batch 4,” tutupnya. (Z)
Read MoreDea Marseliana, mahasiswa Universitas Serang Raya (UNSERA) jurusan Teknik Industri angkatan 2022, berbagi pengalamannya mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 4 di Universitas Hasanuddin Makassar. Dea mengungkapkan motivasinya untuk mengikuti program ini yang salah satunya adalah mengambil kesempatan untuk menjelajahi tempat-tempat baru melalui Modul Nusantara. “Tentunya mempelajari budaya baru dan bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dengan beragam suku dan budaya yang berbeda,” ungkapnya. Dea juga menceritakan kendala yang dihadapinya selama berada di Makassar, khususnya terkait makanan. “Makanan di Makassar, Sulawesi Selatan, hampir semua disediakan jeruk nipis di mejanya, bahkan nasi goreng pun pakai jeruk nipis. Unik bukan?,” ujarnya sambil tertawa. Meskipun demikian, Dea merasa sangat diterima oleh teman-teman lokal maupun sesama peserta PMM yang sangat asyik dan menyenangkan, walaupun mereka berasal dari latar belakang budaya yang berbeda-beda. Momen paling berkesan bagi Dea selama mengikuti program Modul Nusantara adalah ketika mengunjungi destinasi wisata Leang-Leang. Kegiatan ini memberikan pengalaman yang tak terlupakan dan memperkaya wawasan budaya serta sejarahnya. Dea juga menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan yang diberikan oleh pihak universitas, termasuk adanya pelepasan mahasiswa UNSERA yang mengikuti program ini serta dukungan penuh dari Kaprodi dalam hal konversi nilai dan lain-lain. Dea berharap program PMM selanjutnya pemerintah dapat memberi kepastian mengenai BBH yang sampai saat ini masih menjadi kesimpangsiuran. “Berharap agar jumlah yang di janjikan dapat di realisasikan sepenuhnya demi mendukung kebutuhan mahasiswa selama mengikuti program ini,” tuturnya. Melalui pengalaman ini, Dea Marseliana berharap dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk ikut serta dalam program-program serupa yang tidak hanya memperkaya pengetahuan akademis tetapi juga pengalaman budaya dan persahabatan antar mahasiswa dari berbagai penjuru nusantara. (Z)
Read MoreRisca Vanesa, mahasiswi Ilmu Hukum angkatan 2021 Universitas Serang Raya (Unsera), membagikan pengalamannya selama mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 4 di Universitas Pendidikan Ganesha, Bali. Risca memilih Bali karena kekayaan budaya dan adatnya yang kuat memungkinkan dirinya untuk menjalin relasi dari berbagai daerah dan bertukar budaya. Menjalani kehidupan di Pulau Dewata memberikan pengalaman dan tantangan tersendiri. Risca mengaku dirinya menghadapi beberapa kendala, seperti perbedaan waktu, bahasa, makanan, serta adat istiadat Bali yang unik menjadi tantangan tersendiri. “Harus selektif pilih makanan, karena banyak makanan non-halalnya,” tuturnya. Namun, Risca merasa beruntung dapat mengikuti PMM 4 di Universitas Pendidikan Ganesha, Bali. Banyak pengalaman kebhinekaan yang ia pelajari di sana. “Kami melewati banyak momen hari raya di Bali, mulai dari Nyepi dan menyaksikan Ogoh-Ogoh secara langsung, puasa di Bali, hari raya Idul Fitri di Bali, mengikuti hari raya Galungan dan Kuningan, serta mengikuti acara adat Piodalan,” ujarnya antusias. Risca juga bercerita bahwa program Modul Nusantara menjadi salah satu momen yang berkesan di mana dirinya bisa berkunjung dan mengeksplor ke berbagai tempat bersejarah dan wisata terkenal, termasuk menonton tari Kecak langsung di Uluwatu. Dukungan UNSERA selalu menyertai perjalanan Risca selama di Bali, mulai dari bimbingan intensif sebelum keberangkatan, bantuan dalam pengisian web Merdeka UNSERA, hingga pemantauan rutin untuk memastikan kondisi mahasiswa outbound tetap baik. Risca berharap program PMM ini terus berjalan agar mahasiswa lainnya dapat merasakan kebahagiaan dan pengalaman berharga seperti yang ia rasakan. (Z)
Read MoreMuhammad Syahid, mahasiswa Ilmu Hukum angkatan 2021 Universitas Serang Raya (Unsera), berhasil lolos mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 4 (PMM 4) di Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat. Motivasi dan tekad yang kuat membawanya untuk mengembangkan diri dan memperluas wawasan akademis serta budaya di lingkungan yang berbeda. “Masa depan Indonesia bergantung di tangan anak muda. Saya ingin mengembangkan skill komunikasi dan membangun relasi yang lebih luas,” katanya. Menjalani kehidupan di kota Pontianak membuat Syahid menghadapi beberapa tantangan, seperti adaptasi dengan lingkungan kampus dan budaya baru, serta kendala berkomunikasi dengan teman-teman dari berbagai latar belakang budaya dan bahasa. Syahid mengungkapkan, rasa rindu akan rumah dan kampung halaman adalah tantangan yang paling berat untuk dihadapi, terlebih tahun ini dirinya tidak dapat merayakan Lebaran bersama keluarga. “Tahun ini saya tidak dapat berlebaran bersama keluarga. Hal itu cukup membuat saya sedih,” ungkapnya. Namun, Syahid menikmati setiap proses PMM dan melihat perbedaan sebagai suatu hal yang hanya butuh pembiasaan untuk dapat melewatinya. PMM telah membawa atmosfer baru dalam keseharian Syahid. Pengalaman yang paling berkesan baginya adalah saat mengikuti Modul Nusantara seperti City Tour ke berbagai destinasi seperti Museum, Rumah Adat Melayu, Tionghoa dan Dayak. “Di Museum saya dapat mengamati sejarah tiga etnis Kalimantan Barat. Hal ini membuat saya banyak belajar arti dari sebuah keberagaman budaya, agama dan bangsa, ditambah momentum saat mengikuti PMM ini saya dapat merasakan tiga perayaan sekaligus,” ujarnya. Dukungan penuh Unsera membuat Syahid senang dan bersyukur. Dirinya mengungkapkan bahwa selama persiapan hingga pelaksanaan PMM, Unsera selalu memberikan bimbingan, pengawasan, dan perhatian bagi mahasiswa PMM outbound lainnya. “Unsera sangat support. Segala kebutuhan yang diperlukan langsung dipersiapkan dengan baik dan selalu memantau kondisi mahasiswa selama pertukaran,” katanya. Mengikuti PMM adalah keputusan yang tidak akan disesalkan oleh Syahid. Selain konversi SKS, banyak hal positif yang dapat meningkatkan kualitas diri, seperti meningkatkan wawasan kebangsaan, kemampuan berinteraksi, menumbuhkan rasa peduli sosial, membangun jaringan pertemanan, mengembangkan kepemimpinan, dan meningkatkan kepercayaan diri. Syahid berharap program ini dapat berlanjut dan menjangkau lebih banyak mahasiswa dari berbagai kalangan dan perguruan tinggi di Indonesia serta lebih terkoordinasi dalam pelaksanaannya. (Z)
Read MoreAhmad Amirun Naziih, mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum angkatan 2021 di Universitas Serang Raya (Unsera), berbagi pengalamannya mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Ketertarikannya untuk mengikuti program PMM didorong oleh keinginannya untuk lebih mengetahui berbagai budaya yang ada di Indonesia, terutama di provinsi Maluku. Selain itu, program ini memberikan kesempatan untuk menambah relasi dengan mahasiswa dari seluruh Indonesia. Selama mengikuti program PMM di Universitas Pattimura, Ahmad menghadapi kendala dalam beradaptasi dengan bahasa daerah setempat. Meskipun demikian, pengalaman ini tidak menghalanginya untuk menikmati momen-momen berharga selama program berlangsung. Salah satu kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh Ahmad adalah ketika mengikuti Modul Nusantara, di mana ia berkesempatan untuk mengetahui tradisi-tradisi adat Maluku, termasuk tradisi Baku Pukul Manyapu yang diadakan setiap tanggal 7 Syawal tahun Hijriyah. Tradisi ini melibatkan dua kelompok yang saling memukul dengan sapu lidi, mencerminkan kekayaan budaya lokal yang unik. Melalui program Modul Nusantara Ahmad juga berkesempatan menginjakkan kakinya di Banda Neira. Pulau yang dijuluki ‘Surga Kecil di Timur Indonesia’ ini tidak hanya kaya akan sejarah, seperti rumah pengasingan Bung Hatta dan Sutan Syahrir serta Benteng Belgica yang berlatarkan Gunung Api Banda yang ikonik, tetapi juga memiliki keindahan alam yang memukau. “Keindahan alam kepulauan banda Neira benar-benar memanjakan mata, mulai dari pemandangan gunung api Banda yang gagah menjulang hingga lautan yang bersih dan jernih,” tuturnya. Dukungan penuh Unsera benar-benar Ahmad rasakan selama mengikuti PMM. Selain konversi 20 SKS, mahasiswa PMM Unsera outbound juga diberikan pendampingan dan pengarahan. “Sebelum keberangkatan, mahasiswa mendapatkan arahan dari pengelola MBKM Unsera dan jajaran Wakil Rektor, baik bidang Akademik maupun Non Akademik,” katanya. Ahmad berharap program PMM dapat terus berlanjut dan memberikan makna yang mendalam bagi lebih banyak mahasiswa, sesuai dengan jargonnya “Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya”. Ia juga mengharapkan pengelola MBKM Unsera dapat menyediakan fasilitas transportasi bagi mahasiswa PMM outbound yang mengalami kendala dalam menuju bandara keberangkatan, agar semakin banyak mahasiswa dapat mengikuti program ini tanpa hambatan logistik. (Z)
Read MoreDalam rangkaian kegiatan Modul Nusantara Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Batch 4 Inbound Universitas Serang Raya (Unsera), mahasiswa PMM diajak mengunjungi destinasi wisata khas Banten yang terkenal dengan pantai dan lautnya, yaitu Pantai Bagedur dan Goa Langir, pada Sabtu, 25 Mei 2024. Kunjungan ke dua destinasi ini bertujuan untuk memperkenalkan keindahan alam Banten sekaligus melibatkan mahasiswa PMM dalam kontribusi sosial. Di sekitar Pantai Bagedur dan Goa Langir, mahasiswa terlibat dalam kegiatan pembersihan pesisir pantai dari sampah sebagai upaya pelestarian lingkungan. Yoga Setiawan, pengelola Pantai Bagedur, menyambut gembira kedatangan mahasiswa PMM dan Unsera. “Ya, senang sekali tentunya, karena selain kunjungan, mahasiswa juga bisa ikut menjaga lingkungan. Jadi lebih tahu untuk tidak merusak alam dan tempat wisata,” jelasnya. Selain kegiatan kontribusi sosial, mahasiswa juga diajak mengunjungi beberapa goa yang menjadi ikon wisata di Pantai Goa Langir, termasuk Goa Harta-karun, Goa Kanekes, dan Goa Langir. Kegiatan ini disambut dengan antusias oleh mahasiswa PMM. Paulus, Kepala Suku PMM Batch 4 Unsera, mengungkapkan kesannya saat diwawancarai tim humas. “Kami senang sekali bisa diajak ke goa. Jujur, bagi saya ini pertama kalinya melihat tempat seperti ini. Jadi rasanya berkesan sekali,” katanya. Diharapkan melalui Modul Nusantara, Unsera dapat terus memperkenalkan Banten dengan segala potensinya ke luar daerah melalui mahasiswa PMM, sehingga Banten semakin dikenal dan menjadi provinsi yang unggul dalam berbagai sektor, termasuk pariwisata, industri, dan pendidikan. (Z)
Read MoreProgram Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Batch 4 akhirnya membawa Dimas Kalinggo ke kampus pilihannya, yakni Universitas Serang Raya (Unsera). Bagi mahasiswa asal STIKES ISFI Banjarmasin ini, merasakan program PMM di Unsera memberikan cerita yang begitu beragam. Sampai pada Februari 2024 lalu, Dimas mengaku senang bisa menginjakkan kakinya di “Tanah Jawara”. Didampingi tim PMM Unsera, Dimas dan peserta lainnya disambut untuk kemudian bersama-sama menuju Universitas Serang Raya. “Very excited, apalagi ini tahun pertama Unsera mengadakan PMM. Aku juga kepoin kampusnya sebelum daftar dan memang incaran dari awal. I’m so lucky bisa lolos di Unsera,” katanya saat ditemui tim Humas Unsera. Tinggal di kota baru dengan budaya yang berbeda, Dimas mengaku bahwa adaptasi menjadi tantangan bagi dirinya. “Ini adalah pertama kalinya aku merantau jauh dari Banjarmasin. Butuh waktu untuk adaptasi. Tapi aku nggak khawatir karena aku yakin Unsera pasti akan mendampingi mahasiswa PMM dengan versi terbaik mereka selama program ini berjalan,” tambahnya. Menjadi ‘tamu’ bersama mahasiswa PMM lainnya, Dimas disibukkan dengan KBM di kelas serta program Modul Nusantara yang merupakan serangkaian kegiatan untuk menumbuhkan pemahaman kebhinekaan, refleksi, hingga kontribusi sosial mahasiswa. Selama mengikuti Modul Nusantara, Dimas bercerita bahwa pengalaman paling berkesan untuknya adalah saat berkunjung ke Suku Baduy di Lebak, Banten. Mengenal dan mempelajari budaya Banten yang sangat berbeda dengan daerah asalnya, Banjarmasin Kalimantan Selatan. “Di sana kami eksplor kesenian Baduy, melihat kebiasaan masyarakat Baduy, serta berbincang dengan suku Baduy Dalam. Kesan dan pengalaman yang luar biasa. Terima kasih Unsera atas kesempatannya untuk anak PMM bisa berkunjung sekaligus bermalam di Kampung Gazebo, Suku Baduy,” cerita Dimas. Selama mengikuti program PMM, Dimas menuturkan bahwa Unsera melayani peserta PMM dengan sangat baik. “Pengalaman saya di Unsera sejauh ini sungguh luar biasa, dimulai dari penjemputan, akomodasi, hingga layanan harian yang diberikan. Dosen dan mahasiswanya sangat welcome kepada kami,” tuturnya. Dimas berharap PMM di Unsera dapat berjalan secara berkelanjutan dan semakin banyak mahasiswa daerah yang berminat mengikuti program ini sehingga bisa merasakan iklim belajar yang berbeda serta mengukir pengalaman yang tak terlupakan. (Z)
Read MoreProgram Modul Nusantara yang diadakan oleh Universitas Serang Raya (Unsera) berhasil menciptakan keseruan dan kesan tak terlupakan. Melalui program ini, mahasiswa berkesempatan untuk menjelajahi kekayaan budaya dan sejarah Banten dengan mengunjungi berbagai destinasi bersejarah dan budaya pada 18 Mei 2024 lalu. Para mahasiswa PMM mengunjungi Pelabuhan Karangantu, Pulau Bintang, Vihara Avalokitesvara, Benteng Speelwijk, Museum Banten, Masjid Agung Banten, dan Keraton Surosowan, serta ikut serta dalam acara Seba Baduy. Kegiatan ini tidak hanya memperkaya wawasan mereka tentang warisan lokal, tetapi juga mempererat ikatan di antara mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Mutiara, mahasiswa PMM asal Universitas Cokroaminoto Palopo, turut berbagi kesan saat mengunjungi Pulau Bintang di Banten. “Pulau Bintang indah dan di Palopo tidak ada pulau seperti ini,” ujarnya. Saat mengunjungi Vihara Avalokitesvara, Dela juga berbagi pengalamannya. “Senang banget pertama kali aku ke Vihara, banyak hal unik yang aku temuin di sini,” katanya. Fransiska, salah satu peserta, menceritakan pengalamannya saat mengunjungi Masjid Agung Banten. “Masjid Agung Banten bagus, unik, payungnya terinspirasi dari Masjid Madinah, keren adaptasinya. Sejauh ini seru, keren, menantang. Ditunggu kegiatan selanjutnya,” tuturnya. Mahasiswa lainnya, M. Aditya berbagi pengalaman berkesan selama mengikuti program Modul Nusantara ke Museum Banten. “Setelah kunjungan ke museum, saya jadi tahu ternyata dari dulu sudah ada teknologi penjernihan air dan Banten terkenal akan ladanya,” ungkapnya. Dela, mahasiswa dari Universitas Cokroaminoto Palopo, sangat terkesan dengan acara Seba Baduy 2024. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap semangat gotong-royong dan kesederhanaan masyarakat Baduy. “Saya sangat terkesan dengan cara hidup masyarakat Baduy yang sederhana namun penuh makna. Mereka sangat ramah dan terbuka, sehingga kami merasa seperti bagian dari keluarga besar mereka,” kata Dela. Universitas Serang Raya merancang Program Modul Nusantara yang tidak hanya memberikan pengalaman edukatif, tetapi juga menghadirkan rasa kebersamaan dan solidaritas di antara para mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah. Dengan demikian, program ini berhasil menciptakan kesan mendalam dan keseruan yang tak terlupakan bagi seluruh peserta. (Z)
Read More