Ahmad Amirun Naziih, mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum angkatan 2021 di Universitas Serang Raya (Unsera), berbagi pengalamannya mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Ketertarikannya untuk mengikuti program PMM didorong oleh keinginannya untuk lebih mengetahui berbagai budaya yang ada di Indonesia, terutama di provinsi Maluku. Selain itu, program ini memberikan kesempatan untuk menambah relasi dengan mahasiswa dari seluruh Indonesia. Selama mengikuti program PMM di Universitas Pattimura, Ahmad menghadapi kendala dalam beradaptasi dengan bahasa daerah setempat. Meskipun demikian, pengalaman ini tidak menghalanginya untuk menikmati momen-momen berharga selama program berlangsung. Salah satu kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh Ahmad adalah ketika mengikuti Modul Nusantara, di mana ia berkesempatan untuk mengetahui tradisi-tradisi adat Maluku, termasuk tradisi Baku Pukul Manyapu yang diadakan setiap tanggal 7 Syawal tahun Hijriyah. Tradisi ini melibatkan dua kelompok yang saling memukul dengan sapu lidi, mencerminkan kekayaan budaya lokal yang unik. Melalui program Modul Nusantara Ahmad juga berkesempatan menginjakkan kakinya di Banda Neira. Pulau yang dijuluki ‘Surga Kecil di Timur Indonesia’ ini tidak hanya kaya akan sejarah, seperti rumah pengasingan Bung Hatta dan Sutan Syahrir serta Benteng Belgica yang berlatarkan Gunung Api Banda yang ikonik, tetapi juga memiliki keindahan alam yang memukau. “Keindahan alam kepulauan banda Neira benar-benar memanjakan mata, mulai dari pemandangan gunung api Banda yang gagah menjulang hingga lautan yang bersih dan jernih,” tuturnya. Dukungan penuh Unsera benar-benar Ahmad rasakan selama mengikuti PMM. Selain konversi 20 SKS, mahasiswa PMM Unsera outbound juga diberikan pendampingan dan pengarahan. “Sebelum keberangkatan, mahasiswa mendapatkan arahan dari pengelola MBKM Unsera dan jajaran Wakil Rektor, baik bidang Akademik maupun Non Akademik,” katanya. Ahmad berharap program PMM dapat terus berlanjut dan memberikan makna yang mendalam bagi lebih banyak mahasiswa, sesuai dengan jargonnya “Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya”. Ia juga mengharapkan pengelola MBKM Unsera dapat menyediakan fasilitas transportasi bagi mahasiswa PMM outbound yang mengalami kendala dalam menuju bandara keberangkatan, agar semakin banyak mahasiswa dapat mengikuti program ini tanpa hambatan logistik. (Z)
Read MoreDhea Aulia, mahasiswi program studi (Prodi) Manajemen Universitas Serang Raya (Unsera), memutuskan untuk melangkah keluar dari zona nyamannya dan menjelajahi dunia baru melalui Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Batch 4. Dengan semangat petualangannya, Dhea memilih untuk menjalani masa studinya di kota Sorong, Papua Barat. Keputusan ini bukan hanya sekedar memilih tempat kuliah baru, namun sebuah langkah untuk mengenal orang-orang baru dari berbagai daerah, merasakan perkuliahan dengan latar budaya yang berbeda, serta memahami keragaman adat istiadat yang ada di Indonesia. “Latar belakang saya yang senang mencari pengalaman baru membuat saya memilih kuliah di kota Sorong, Papua Barat,” Paparnya saat diwawancarai Melalui program ini, Dhea mendapatkan banyak sekali manfaat. Mulai dari kemudahan transportasi yang disediakan untuk mengunjungi berbagai destinasi wisata di Papua Barat, hingga bantuan biaya hidup selama berada di Sorong. Tak ketinggalan, Dhea pun berkesempatan untuk mengexplore keindahan alam yang sering ia dengar dijuluki sebagai “surga yang jatuh ke bumi”. Selain mendapatkan wawasan akademik, relasi dan jaringan pertemanan yang Dhea bangun selama di Sorong tentu akan membuka banyak peluang untuk kedepannya. Interaksinya dengan mahasiswa dari berbagai daerah serta masyarakat lokal membuatnya semakin terbuka terhadap perbedaan dan mengapresiasi keberagaman. “Bertukar sementara, bermakna selamanya.” pungkasnya mengakhiri wawancara. (H)
Read More