Kelompok 3 Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Serang Raya (Unsera) di bawah bimbingan Thoha Nurdhiyan Hikmawan, M. Kom, mengusung program kerja untuk mengoptimalkan dan menciptakan inovasi limbah UMKM Desa Kasemen, Serang. Inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh limbah kulit melinjo dan minyak jelantah yang dihasilkan oleh masyarakat setempat. “Efek pembuangan limbah jelantah sembarangan sangat mencemari lingkungan, seperti penyumbatan saluran air, mencemari tanah, yang akan mengganggu kesehatan,” ujar Alim, ketua kelompok. Desa Kasemen dikenal dengan produksi emping melinjo. Untuk itu kelompok 3 berupaya mengolah limbah berupa kulit melinjo menjadi arang yang mana saat ini masih dalam proses pengeringan. “Masih dalam tahap pengeringan menggunakan cahaya matahari. Sebenarnya lebih optimal menggunakan oven, karena matahari suhunya tidak stabil,” katanya. Selain itu, banyak Pedagang Kaki Lima (PKL) di Desa Kasemen yang menggunakan minyak goreng dalam aktivitas sehari-hari dan menghasilkan limbah minyak jelantah yang mencemari lingkungan. Kelompok 3 berencana mengolah minyak jelantah ini menjadi berbagai produk berguna seperti sabun pembersih dan pupuk. Saat ini, kelompok 3 sedang melakukan uji coba pembuatan pupuk dari minyak jelantah, dengan hasil yang diharapkan akan siap dalam satu bulan. Setelah pupuk siap, akan diadakan sosialisasi kepada masyarakat untuk memperkenalkan cara pembuatannya. Pembuatan arang dari limbah melinjo juga masih dalam proses. Selanjutnya, pengolahan minyak jelantah menjadi sabun akan dilakukan setelah uji coba pupuk selesai. Rencana lain yang belum terlaksana adalah membuat tong sampah dari bekas cat untuk meningkatkan kebersihan lingkungan. “Kami punya planning akan mengadakan sesi praktik langsung agar masyarakat dapat mencoba dan mengimplementasikan teknik pengolahan limbah ini sendiri,” tutur Alim. Dengan program ini, diharapkan masyarakat Desa Kasemen dapat memberikan tanggapan positif dan mengimplementasikan inovasi ini dalam kehidupan sehari-hari. Kelompok KKM 3 optimis bahwa program ini akan sangat membantu masyarakat dalam mengelola limbah dan menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat. (Z)
Read MoreMahasiswa Universitas Serang Raya (UNSERA) kelompok 21 yang sedang menjalankan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Desa Citerep, Kecamatan Ciruas, Serang, Banten, telah menginisiasi program pemanfaatan limbah rumah tangga berupa minyak jelantah. Program ini bertujuan untuk memberikan solusi terhadap masalah lingkungan yang disebabkan oleh pembuangan minyak jelantah sembarangan. Dalam menjalankan program, Kelompok KKM 21 mendapatkan dukungan dari pengurus PKK dan Ketua RT setempat. Mereka bersama-sama mengumpulkan warga Desa Citerep untuk melakukan sosialisasi mengenai program ini. Meski tidak semua warga menerima dengan baik, anggota KKM 21 tetap semangat dan optimis melanjutkan kegiatan tersebut. “Kami juga memfasilitasi pengumpulan minyak jelantah, memberikan informasi benefit atau manfaat ekonomis kepada para warga, memberikan contoh nyata agar warga percaya minyak jelantah bisa dimanfaatkan sembari terus menjaga etika serta komunikasi agar warga mau berpartisipasi dan percaya kepada kami,” ujar Syarief, Ketua KKM 21. Minyak jelantah yang terkumpul akan disetorkan kepada pengepul untuk diolah menjadi biodiesel. Setiap liter minyak jelantah dihargai Rp. 3000, memberikan insentif ekonomi bagi warga yang berpartisipasi. Tak hanya itu, Kelompok KKM 21 juga membuat alat penyulingan dengan mengambil beberapa sampel minyak jelantah untuk dijadikan lilin aromaterapi. “Nantinya akan kami demokan juga kepada warga sebagai ide UMKM untuk warga Desa Citerep yang tertarik dengan kerajinan lilin aromaterapi ini,” kata Syarief. Program pemanfaatan limbah minyak jelantah ini merupakan contoh nyata kontribusi mahasiswa dalam mengatasi masalah lingkungan melalui inovasi dan pendidikan masyarakat. Dengan adanya program ini, diharapkan dapat terwujud kesadaran yang lebih tinggi tentang pentingnya pengelolaan limbah yang berkelanjutan serta peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat desa. “Kami juga berharap dengan program ini warga desa bisa memiliki keterampilan baru dan bisa menjadi ladang atau sumber pendapatan tambahan. Semoga progam ini bisa menjadi inspirasi bagi individual, komunitas, atau siapapun itu untuk menjalankan program serupa pengolahan limbah dan memperluas dampak positifnya,” pungkas Syarief. (Z)
Read More