Lulus kuliah dengan nilai sempurna tentu dambaan setiap mahasiswa, sama halnya dengan Putri Hana Sarwah. Mahasiswi yang akrab dipanggil Putri ini berhasil meraih predikat sebagai wisudawan dengan IPK tertinggi, yakni 3,95 pada Wisuda XVI Gelombang I UNSERA tahun akademik 2023/2024. Putri Hana Sarwah berasal dari Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik dan Ilmu Hukum Program Studi Administrasi Negara. Masih dalam balutan toga, Putri mengungkapkan rasa bahagianya atas pencapaian yang baru saja diraih. “Alhamdulillah, bisa jadi salah satu yang terbaik dari 410 wisudawan. Bangga dan nggak nyangka banget,” tuturnya saat diwawancarai di Rachmatoellah Convention Hall UNSERA, (24/10). Menurutnya, pencapaian tersebut tak terlepas dari dukungan dan doa orang tua yang selalu menyertai. Untuk mendapat hasil yang maksimal dalam perkuliahan, Putri mengungkapkan strategi versi dirinya, yakni dengan terlebih dahulu mempelajari dan memahami materi yang akan dibahas di kelas. “Kita nggak harus pintar, tapi kita harus mau memahami dan menguasai apa yang akan dibahas di kelas, dengan begitu kita dapat acuan untuk bisa bertanya dan berunding dengan dosen,” tuturnya. Lebih lanjut Putri mengungkapkan dirinya bukanlah tipe mahasiswa ambisius di akademik. Dalam kesehariannya, ia tetap memiliki porsi bermain bersama teman-temannya. “Porsi belajar jangan terlalu besar, karena sudah mahasiswa, bukan SMA atau SMP yang harus dituntut belajar ini itu. Mahasiswa harus lebih banyak baca. Main perlu juga karena namanya kuliah kan pusing,” katanya. Pencapaian membanggakan ini turut dirasakan orang tua Putri. Sang ibu, Yeni turut mengungkapkan rasa bangga akan prestasi yang diraih puterinya itu. “Alhamdulillah, berarti sungguh-sungguh niat ingin sekolah,” ujarnya. Diketahui penguasaan Putri akan materi Administrasi Negara sedikit banyaknya adalah hasil diskusi bersama ibunya yang juga menggeluti bidang yang sama. Terakhir, sang ibu berharap besar anaknya itu bisa bekerja di bidang yang linier dengan studi yang telah ditempuhnya. “berharapnya bisa bekerja di pemerintahan jadi PNS”, ujar Yeni. “Aamiin, kalau rezekinya di tempat lain juga nggak apa-apa,” timpal Putri.
Read MoreMahasiswa Universitas Serang Raya (UNSERA) kembali menorehkan prestasi gemilang. Kabar membanggakan datang dari Mohamad Alvin Baist mahasiswa semester 7 dan Fariza Syaqialloh mahasiswa semester 5 Prodi Sistem Komputer UNSERA, di mana keduanya berhasil meraih juara 1 dan menyabet medali emas pada ajang International Modern Robotic Olympiad (IMRO) 2023 kategori lomba Internet of Things (IoT) Umum yang diselenggarakan oleh STKIP Modern dan Pemerintah Kabupaten Ngawi, pada Sabtu (14/10/23). Tim Robotik UNSERA membuat sistem pemantauan kualitas udara berbasis WSN, MQTT Server, dan Algoritma K-means yang terdiri dari sensor untuk mengukur parameter kualitas udara seperti kepekatan debu, gas (CO²), suhu dan kelembaban. Alvin mengungkapkan bahwa data yang diambil oleh sensor nantinya akan dikirim ke platform Thnger.io melalui jaringan Wi-Fi dan akan di-clustering oleh Algoritma K-means agar parameter yang muncul tidak tercampur satu sama lain. Keistimewaan lainnya dari sistem tersebut adalah pengguna juga dapat memantau kualitas udara secara real-time melalui platform Thnger.io yang terhubung ke server. “Jika tingkat polusi melebihi batas yang ditetapkan, sistem akan memberikan peringatan kepada pengguna dan masyarakat berupa pesan suara,” terang Alvin saat diwawancarai Humas UNSERA, Selasa (17/10/23). Hasil akhir yang memuaskan ini tak luput dari persiapan yang matang dari keduanya. Mulai dari riset mendalam terkait topik kualitas udara dan teknologi IoT, berlatih simulasi presentasi untuk mempersiapkan komunikasi ide secara efektif, sampai observasi ke lapangan turut dilakukan. “Kami juga mengobservasi titik-titik yang memiliki banyak polusi, seperti pusat kota Cilegon dan jalan Lingkar Selatan, serta mencari tau pabrik galian c dan phytochemical yang berpotensi menghasilkan polusi udara,” ungkap Alvin. Lebih lanjut Alvin menuturkan bahwa ajang perlombaan robotik berlevel internasional yang diikuti oleh peserta dari 47 negara ini tentunya menjadi persaingan yang kompetitif. “Saingan terberat kami adalah tim yang juga mengembangkan solusi IoT untuk memantau lingkungan, namun dengan pendekatan dan teknologi yang berbeda. Mereka memiliki pendekatan unik dalam mengintegrasikan sensor dan platform,” katanya. Kendati demikian, Tim Robotik UNSERA mampu menampilkan kinerja yang impresif serta menunjukkan kompetensinya dengan mampu bersaing dan menjadi juara di tingkat internasional. Ke depan, Alvin dan Fariza berencana akan mengembangkan sistem yang telah dibuatnya dengan menambahkan sensor tambahan dan meningkatkan akurasi pengukuran. “Dikarenakan alat yang dibuat masih dalam bentuk prototipe, maka masih butuh banyak evaluasi lagi,” pungkasnya.
Read More