Cerita Zaka Muzakillah Ikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Hasanuddin


UNSERA

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) akhirnya mengantarkan Zaka Muzakillah berlabuh di Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar, Sulawesi Selatan. Bagi mahasiswa UNSERA jurusan Teknik Informatika ini, Program Pertukaran Mahasiswa (PMM) memberikan cerita pengalaman yang beragam.

PMM merupakan program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang memberikan kesempatan mahasiswa Indonesia mencicipi iklim pendidikan di luar program studi dan di luar perguruan tinggi (PT) asal.

Zaka Muzakillah berhasil mewujudkan targetnya tahun ini, di mana dirinya berhasil lolos sebagai peserta PMM Angkatan ke-3. Mahasiswa semester 5 ini menuturkan awal mula ketertarikannya mengikuti PMM karena programnya sangat mewakili dirinya yang senang bereksplorasi.

“Program PMM aku rasa “aku banget”. Eksplorasi budaya nusantara, berkesempatan belajar di Universitas lain, dan bisa punya banyak teman dari seluruh Indonesia,” ungkapnya saat diwawancarai Humas Unsera, Senin (2/10).

Setibanya di Sulawesi, Zaka menuturkan sempat mengalami culture shock karena perbedaan budaya. Tapi tak butuh waktu lama baginya untuk bisa segera beradaptasi di lingkungan baru.

“Aku asli orang Banten. Beberapa minggu pertama pasti bakal nemuin banyak culture shock, tapi lama kelamaan pasti terbiasa kok, mulai dari bahasa dan cara berbicara orang Makassar yang cepat banget sampai di makanan yang hampir semuanya pakai jeruk. Lucu dan berkesan,” ujarnya.

Selama mengikuti PMM, Zaka dan peserta PMM lainnya tinggal di Pondok Arfa, daerah pemukiman warga yang berada di dalam area Universitas Hasanuddin.

Sebagai ‘tamu’, Zaka dan mahasiswa pertukaran lainnya disambut baik oleh warga lokal. Tak jarang pula peserta PMM keluar rumah untuk menyapa warga sekitar.

“Mereka selalu menawarkan bantuan kepada kami dan welcome. Masyarakat di sini asik banget!,” ungkapnya antusias.

Lebih lanjut, mahasiswa yang merupakan Duta Bahasa Unsera 2021 ini juga berbagi cerita kesehariannya selama berada di Makassar dan berkuliah di Universitas ‘Ayam Jantan dari Timur’.

“Yang pasti sih kuliah ya kalau weekdays. Gak jarang juga kalau malam, aku selalu diajak explore bareng teman-teman Makassarku ke tempat yang belum aku kunjungi. Lalu kalau weekend, kami ada kegiatan namanya ‘Modul Nusantara’. Modul Nusantara ini sebenarnya mata kuliah khusus bagi Mahasiswa PMM. Dari mata kuliah ini aku bisa mengunjungi tempat-tempat wisata, museum, tempat peninggalan bersejarah dan masih banyak lagi yang bisa aku pelajari dan mengenal budaya lebih dalam lagi. Pokoknya kegiatannya seseru itu deh,” jelasnya.

Bagi Zaka, mengikuti PMM memberikan banyak keuntungan. Selain fully funded alias gratis, program ini juga memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk menjalin relasi lintas budaya, mengembangkan softskills, dan sebagai sarana eksplorasi keragaman budaya Indonesia. Dirinya berharap program PMM akan terus ada semakin banyak yang mengikuti program ini.

“Aku harap akan lebih banyak lagi mahasiswa yang bisa mengikuti program PMM, khususnya dari UNSERA. Maka dari itu, nanti aku akan membuka kelas bimbingan bagi mahasiswa di seluruh Indonesia khususnya mahasiswa UNSERA yang serius ingin lolos dan bergabung menjadi bagian dari PMM. Aku minta doanya semoga hal ini terealisasikan ya,” ujarnya.

Penutup wawancara, Zaka memberikan pesan agar selalu termotivasi untuk berprestasi.

“Kamu tidak harus menjadi lebih hebat dari orang lain untuk melakukan sesuatu. Cobalah dan mulailah dari hal yang terkecil terlebih dahulu. Karena itu adalah peluang untuk membuat hal besar dan hebat terjadi,” pungkasnya.


Accessibility Toolbar