Halo Serapeeps! Mahasiswa bukan hanya agen perubahan dalam masyarakat, tetapi juga calon pemimpin masa depan yang diharapkan mampu membawa perubahan positif di berbagai sektor. Salah satu wadah utama untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan di kalangan mahasiswa adalah melalui organisasi mahasiswa. Peran organisasi mahasiswa dalam membangun kepemimpinan sangatlah signifikan, mengingat berbagai aspek pengembangan diri yang tercakup di dalamnya. Pengembangan Keterampilan Manajerial Bergabung dalam organisasi mahasiswa memungkinkan mahasiswa untuk belajar dan mengasah keterampilan manajerial. Melalui berbagai kegiatan seperti rapat, penyusunan program kerja, hingga pelaksanaan acara, mahasiswa dilatih untuk berpikir strategis, mengorganisir sumber daya, dan mengelola waktu dengan efektif. Keterampilan ini sangat berharga tidak hanya dalam konteks organisasi tetapi juga dalam dunia profesional di masa depan. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Kemampuan berkomunikasi dengan baik adalah salah satu ciri utama seorang pemimpin. Dalam organisasi mahasiswa, anggota seringkali dihadapkan pada situasi yang menuntut mereka untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak, mulai dari sesama anggota, dosen, hingga pihak eksternal seperti sponsor dan media. Kesempatan ini membantu mereka mengembangkan kemampuan berbicara di depan umum, negosiasi, dan menulis yang jelas dan efektif. Pengalaman Kepemimpinan Langsung Melalui berbagai posisi yang tersedia dalam organisasi, seperti ketua, sekretaris, bendahara, dan koordinator kegiatan, mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mengalami langsung bagaimana memimpin sebuah tim. Mereka belajar untuk membuat keputusan, memotivasi anggota, dan menyelesaikan konflik yang mungkin timbul. Pengalaman ini memberikan wawasan praktis tentang tantangan dan dinamika kepemimpinan yang tidak bisa sepenuhnya dipelajari di dalam kelas. Pembentukan Jaringan dan Kolaborasi Organisasi mahasiswa seringkali berfungsi sebagai platform untuk membangun jaringan profesional yang luas. Melalui kolaborasi dengan organisasi lain, alumni, dan profesional di berbagai bidang, mahasiswa dapat memperluas wawasan dan mendapatkan kesempatan belajar dari pengalaman orang lain. Jaringan ini tidak hanya bermanfaat selama masa studi tetapi juga saat mereka memasuki dunia kerja. Pengembangan Karakter dan Etika Kepemimpinan yang baik tidak hanya dilihat dari kemampuan mengelola tim tetapi juga dari integritas dan etika yang dijunjung tinggi. Dalam organisasi mahasiswa, anggota sering dihadapkan pada situasi yang menguji prinsip dan nilai mereka. Melalui bimbingan dan pengalaman langsung, mahasiswa belajar pentingnya etika, tanggung jawab, dan kejujuran dalam setiap tindakan dan keputusan yang mereka buat. Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab Sosial Sebagai bagian dari masyarakat, organisasi mahasiswa seringkali terlibat dalam kegiatan sosial dan pengabdian kepada masyarakat. Aktivitas seperti bakti sosial, kampanye lingkungan, dan kegiatan amal memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berkontribusi secara langsung kepada masyarakat. Pengalaman ini mengajarkan mereka tentang pentingnya tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap isu-isu di sekitar mereka. Peran organisasi mahasiswa dalam membangun kepemimpinan tidak dapat dipandang sebelah mata. Melalui berbagai kegiatan dan pengalaman yang diperoleh, mahasiswa dapat mengembangkan berbagai aspek penting dalam diri mereka yang akan berguna sebagai pemimpin di masa depan. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap mahasiswa untuk aktif terlibat dalam organisasi di kampus, tidak hanya untuk pengembangan diri tetapi juga untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. (Z)
Read MoreIsnaeni Assyifa, atau yang lebih akrab dipanggil Syifa, merupakan mahasiswa angkatan 2022 dari jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Serang Raya (UNSERA). Belum lama ini dirinya berhasil meraih prestasi sebagai Runner Up I di ajang Zetizens Icon Girl 2024. Kecintaannya pada bidang modeling dan fashion menjadikan dirinya terus berkembang dan haus prestasi. Dedikasinya ia buktikan dengan mengikuti berbagai kompetisi bergengsi, seperti Putri Hijabfluencer Banten 2023, Banten Fashion Festival, dan Zetizen Icon 2024. Untuk menyeimbangkan akademik dengan kegiatan lainnya, Syifa mengaku selalu berusaha membagi waktu dengan baik, dengan prioritas tetap pada kuliah. “Aku senang ikut lomba, selain menambah relasi dan mengasah skill yang saya punya, lomba juga menjadi alat pembelajaran bagi saya. Dari yang awalnya tidak tahu, ketika ikut lomba jadi tahu, karena saya tipe orang yang mudah menangkap pembelajaran dengan praktek,” ungkapnya. “Be the best version for yourself” merupakan kata-kata yang selalu Syifa tanamkan dalam dirinya. Prinsip ini membentuk mental pemenang dan mendorong untuk meraih mimpi besarnya untuk menjadi orang sukses yang berguna bagi agama dan bangsa, menjadi perempuan yang berpendidikan tinggi, dan menjadi seorang model profesional. Pencapaian yang diraih Syifa tak terlepas dari dukungan orang-orang terdekatnya terutama keluarga. Dirinya bersyukur bisa mendapatkan dukungan moril dan materil dalam perjalanan meraih mimpinya. Setiap mengikuti kompetisi ia selalu meminta ridho dan doa dari keluarganya. “Mereka hadir pada saat kompetisi itu juga bisa buat aku lebih percaya diri di atas panggung,” tuturnya. Saat ini Syifa mengaku memiliki beberapa goals yang ingin dicapai dalam waktu dekat, seperti melaksanakan ibadah umroh, menjadi seorang muse, dan dikenal lebih banyak orang melalui prestasinya. Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, Isnaeni Assyifa terus berupaya meraih mimpinya. Syifa berharap bahwa segala usahanya ini tidak hanya membawa kebanggaan bagi dirinya sendiri tetapi juga menginspirasi teman-teman sejawatnya di Universitas Serang Raya. (Z)
Read MoreSerang, 21 Mei 2024 — Secara perdana, Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Serang Raya (Unsera) menggelar sidang proposal tesis bertempat di Ruang Pascasarjana lt.1 Unsera. Sidang diikuti oleh empat mahasiswa dan berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Empat mahasiswa yang mengikuti sidang proposal tesis adalah: 1. Devi Putri Ananda dari konsentrasi Keuangan dengan judul tesis “Pengaruh New Financing Quantity, Operational Expenses, dan Return on Equity terhadap Net Profit Margin dengan Debt to Equity sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Pembiayaan PT. XYZ”. 2. Fathiyatuddini dari konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan judul tesis “Pengaruh Motivasi, Beban Kerja, Disiplin terhadap Kinerja Guru dengan Keterlibatan Pelatihan sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cibeber, Cilegon)”. 3. Vicky Hadisputra dari konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan judul tesis “Analisis Pengaruh Dukungan Atasan, Dukungan Rekan Kerja dan Motivasi Transfer terhadap Transfer Pelatihan di PT PLN Indonesia Power”. 4. Ujang Suhardi dari konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dengan judul tesis “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kompetensi, dan Motivasi terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara di Wilayah Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon, Banten”. Sidang tesis ini diawasi oleh dua kelompok penguji: Penguji 1: Penguji 2: Dengan terlaksananya sidang magister perdana ini diharapkan UNSERA dapat mendorong mahasiswa untuk menghasilkan penelitian yang berdaya guna serta berkontribusi positif bagi dunia akademis dan profesional. (Z)
Read MoreProgram Modul Nusantara yang diadakan oleh Universitas Serang Raya (Unsera) berhasil menciptakan keseruan dan kesan tak terlupakan. Melalui program ini, mahasiswa berkesempatan untuk menjelajahi kekayaan budaya dan sejarah Banten dengan mengunjungi berbagai destinasi bersejarah dan budaya pada 18 Mei 2024 lalu. Para mahasiswa PMM mengunjungi Pelabuhan Karangantu, Pulau Bintang, Vihara Avalokitesvara, Benteng Speelwijk, Museum Banten, Masjid Agung Banten, dan Keraton Surosowan, serta ikut serta dalam acara Seba Baduy. Kegiatan ini tidak hanya memperkaya wawasan mereka tentang warisan lokal, tetapi juga mempererat ikatan di antara mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Mutiara, mahasiswa PMM asal Universitas Cokroaminoto Palopo, turut berbagi kesan saat mengunjungi Pulau Bintang di Banten. “Pulau Bintang indah dan di Palopo tidak ada pulau seperti ini,” ujarnya. Saat mengunjungi Vihara Avalokitesvara, Dela juga berbagi pengalamannya. “Senang banget pertama kali aku ke Vihara, banyak hal unik yang aku temuin di sini,” katanya. Fransiska, salah satu peserta, menceritakan pengalamannya saat mengunjungi Masjid Agung Banten. “Masjid Agung Banten bagus, unik, payungnya terinspirasi dari Masjid Madinah, keren adaptasinya. Sejauh ini seru, keren, menantang. Ditunggu kegiatan selanjutnya,” tuturnya. Mahasiswa lainnya, M. Aditya berbagi pengalaman berkesan selama mengikuti program Modul Nusantara ke Museum Banten. “Setelah kunjungan ke museum, saya jadi tahu ternyata dari dulu sudah ada teknologi penjernihan air dan Banten terkenal akan ladanya,” ungkapnya. Dela, mahasiswa dari Universitas Cokroaminoto Palopo, sangat terkesan dengan acara Seba Baduy 2024. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap semangat gotong-royong dan kesederhanaan masyarakat Baduy. “Saya sangat terkesan dengan cara hidup masyarakat Baduy yang sederhana namun penuh makna. Mereka sangat ramah dan terbuka, sehingga kami merasa seperti bagian dari keluarga besar mereka,” kata Dela. Universitas Serang Raya merancang Program Modul Nusantara yang tidak hanya memberikan pengalaman edukatif, tetapi juga menghadirkan rasa kebersamaan dan solidaritas di antara para mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah. Dengan demikian, program ini berhasil menciptakan kesan mendalam dan keseruan yang tak terlupakan bagi seluruh peserta. (Z)
Read MoreUniversitas Serang Raya (Unsera) mengajak mahasiswa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Batch 4 untuk menjelajahi kekayaan budaya dan sejarah Banten. Salah satu tujuan kunjungan mereka adalah Vihara Avalokitesvara, salah satu vihara tertua di Banten. Dela Nathalia, mahasiswa PMM dari Universitas Cokroaminoto Palopo, menyampaikan rasa antusiasmenya terhadap kunjungan ini. “Senang sekali, ini pertama kalinya saya berkunjung ke Vihara” Dela bersama rekan-rekan mahasiswa PMM dari berbagai daerah ini mendapat kesempatan untuk mengamati arsitektur khas vihara, mendengarkan penjelasan mengenai sejarahnya, dan memahami tentang ajaran Buddha. “Melihat langsung tempat ibadah dan belajar tentang sejarahnya membuat saya lebih menghargai keragaman budaya dan agama di Indonesia,” tambah Dela. Selain belajar tentang ajaran Buddha, Dela juga terkesan dengan suasana damai dan khidmat yang dirasakan di Vihara Avalokitesvara. Pengalaman ini membuka matanya akan pentingnya toleransi antarumat beragama dan menghargai perbedaan. Kunjungan ke Vihara Avalokitesvara merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Universitas Serang Raya untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya Banten kepada mahasiswa PMM. “Ini adalah pengalaman yang tidak akan terlupakan. Saya berharap bisa kembali lagi ke Banten dan mengeksplorasi lebih banyak tempat bersejarah lainnya,” Pungkasnya. Melalui modul nusantara ini diharapkan mahasiswa PMM dapat menambah wawasan mereka tentang peran penting toleransi antarumat beragama dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai generasi penerus bangsa, pemahaman ini sangat penting untuk membangun Indonesia yang lebih harmonis dan damai. (H)
Read MoreMahasiswa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 4 Inbound Universitas Serang Raya (Unsera) turut meramaikan acara Seba Baduy 2024 di Alun-Alun Rangkasbitung, Sabtu (18/5/2024). Seba Baduy merupakan sebuah tradisi tahunan masyarakat Baduy membawa berbagai hasil bumi sebagai simbol rasa syukur dan mempersembahkannya kepada pemerintah setempat. Mahasiswa PMM 4 Inbound Unsera ikut berbaur di antara 1500 masyarakat Baduy. Mereka yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia sangat antusias melihat rangkaian acara Seba Baduy. Keterlibatan mereka memberikan pengalaman langsung dalam memahami budaya dan tradisi lokal yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal. Universitas Serang Raya sebagai tuan rumah bagi mahasiswa PMM 4 Inbound memberikan dukungan penuh dalam partisipasi ini. Rektor Unsera, Dr. Abdul Malik, M.Si menyampaikan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam acara budaya seperti Seba Baduy merupakan bagian dari upaya universitas untuk memperkaya pengalaman belajar mahasiswa dan memperkuat ikatan kebangsaan. “Kami sangat mendukung kegiatan ini karena sejalan dengan visi kami untuk membentuk mahasiswa yang tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebudayaan dan tradisi bangsa. Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa untuk terus melestarikan budaya Indonesia,” ujar Abdul Malik. Selain belajar tentang budaya Baduy, mahasiswa PMM 4 Inbound juga berkesempatan berinteraksi langsung dengan masyarakat Baduy. Dela, mahasiswa dari Universitas Cokroaminoto Palopo, mengungkapkan kekagumannya terhadap semangat gotong-royong dan kesederhanaan masyarakat Baduy. “Saya sangat terkesan dengan cara hidup masyarakat Baduy yang sederhana namun penuh makna. Mereka sangat ramah dan terbuka, sehingga kami merasa seperti bagian dari keluarga besar mereka,” ungkapnya. Partisipasi mahasiswa PMM 4 Inbound Unsera dalam Seba Baduy 2024 bukan hanya sekedar kegiatan kebudayaan, tetapi juga sebuah langkah penting dalam memperkenalkan dan melestarikan warisan budaya Indonesia. Dengan semangat kebhinekaan, diharapkan para mahasiswa dapat terus berpartisipasi dalam kegiatan serupa di masa mendatang, memperkaya wawasan serta mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. (Z)
Read MoreDua alumni Universitas Serang Raya, Lia Novianti dan Dela Nurmayanti, telah sukses meniti karir setelah memperoleh gelar Sarjana Teknik di Unsera. Lia Novianti, lulusan dari Fakultas Teknik program studi Teknik Kimia Universitas Serang Raya, telah mencapai prestasi gemilang dalam dunia industri. Sejak lulus pada tahun 2014, dedikasi dan kemampuannya yang luar biasa telah membawanya menjadi Quality Assurance Technical Service di PT. Polyplex Films Indonesia. Prestasi Lia tidak terlepas dari keterlibatannya dalam berbagai kegiatan di Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Serang Raya selama masa perkuliahan. Keberhasilannya dalam melewati seleksi menjadi asisten laboratorium Teknik Kimia pada semester 4 menjadi bukti konkrit akan komitmennya terhadap ilmu yang dipelajarinya. Sebagai asisten laboratorium selama kurang lebih 2 tahun, Lia tidak hanya menjalankan tugasnya dengan baik, tetapi juga mendapat kesempatan untuk melakukan penelitian yang dibimbing oleh dosen-dosen Teknik Kimia Universitas Serang Raya. Dalam salah satu wawancaranya dengan Tim Humas Unsera, Lia menyatakan, “Saya juga diberi kesempatan untuk melakukan penelitian yang dibimbing oleh dosen Teknik Kimia dan selama masa penelitian bersama saya diberikan kesempatan untuk terjun langsung ke satu daerah di mana kita melakukan demonstrasi untuk membuat produk dari limbah, yang kemudian dapat digunakan dan bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.” Dela Nurmayanti, lulusan program studi Teknik Kimia tahun 2017, juga telah menorehkan kesuksesan dalam dunia industri sebagai Quality Control Analyst di PT. Krakatau Chandra Energi. Fondasi pendidikan yang kuat dan mendalam yang diperolehnya sebagai lulusan Teknik Kimia Universitas Serang Raya telah membekalinya dengan keterampilan dan pengetahuan yang sangat berharga dalam dunia industri. “Alhamdulillah saat itu mendapatkan dosen-dosen yang sangat berkualitas, kredibel, dan mumpuni,” ungkapnya. Hal ini membuktikan komitmen Universitas Serang Raya dalam menyediakan lingkungan akademik yang berkualitas tinggi dan berorientasi pada keunggulan Kisah sukses Lia dan Dela di dunia industri adalah bukti konkret bahwa pendidikan di Universitas Serang Raya, khususnya program studi Teknik Kimia, memberikan fondasi yang kuat bagi kesuksesan karir di masa depan. (H)
Read MoreSebanyak 34 mahasiswa PMM 4 Inbound Universitas Serang Raya (Unsera) mengikuti kelas Refleksi Modul Nusantara dengan menyambangi beberapa destinasi di Banten, Sabtu (18/5/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan warisan lokal kepada mahasiswa PMM yang berasal dari berbagai daerah sekaligus mempererat ikatan antarmahasiswa. Mahasiswa diajak untuk melihat sisa kemegahan kesultanan Banten dan menggali dinamika sejarahnya. Mahasiswa PPM terlihat antusias Ketika menyambangi salah satu pulau indah di Banten “Pulau Bintang ini indah dan di Palopo tidak ada pulau seperti ini,” ujar Mutiara, salah satu mahasiswa PMM. Tidak hanya kekayaan alam di Banten saja, mahasiswa juga diajak untuk melihat kearifan spiritual di Vihara Avalokitesvara, salah satu vihara tertua di Banten. Pengalaman ini membuka mata mereka terhadap ajaran Buddha dan sejarah agama Buddha di Banten. “Senang banget, ini pertama kalinya saya berkunjung ke Vihara, banyak hal unik yang ditemuin disini,” tutur Dela, mahasiswa PMM dari Universitas Cokroaminoto Palopo. Melalui program Modul Nusantara ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan wawasan sejarah dan budaya yang kaya, tetapi juga mengalami refleksi mendalam tentang setiap destinasi yang mereka kunjungi. Aditya, salah seorang mahasiswa, mengungkapkan, “Ternyata dari dulu sudah ada teknologi penjernihan air dan juga di Banten itu terkenal akan ladanya.” Fransisca menambahkan, “Dengan ikut PMM ke Banten saya bisa ke Benteng Speelwijk, di daerah saya ada benteng peninggalan Jepang tapi tidak sebagus ini. Disini benar-benar dirawat dan dijadikan tempat wisata. Masjid Agung Banten juga bagus, keren dengan arsitektur yang terinspirasi dari Madinah.” Refleksi dari setiap kunjungan menunjukkan bahwa memahami dan menghargai warisan sejarah adalah langkah penting dalam membangun masa depan yang lebih baik.
Read MoreSebanyak 34 mahasiswa PMM 4 Inbound Universitas Serang Raya (Unsera) mengikuti kelas Refleksi Modul Nusantara dengan menyambangi beberapa destinasi di Banten, Sabtu (18/5/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan warisan lokal kepada mahasiswa PMM yang berasal dari berbagai daerah sekaligus mempererat ikatan antarmahasiswa. Petualangan dimulai dari Pelabuhan Karangantu, salah satu pelabuhan tertua di Banten yang pernah menjadi pusat perdagangan penting pada masa Kesultanan Banten. Mahasiswa diajak mengelilingi pelabuhan sambil mendengarkan penjelasan tentang peran historisnya dalam perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Selanjutnya, rombongan menuju Pulau Bintang, sebuah pulau kecil yang menawarkan keindahan alam dan ketenangan. Di sini, mahasiswa menikmati pemandangan laut yang menakjubkan serta belajar tentang ekosistem pulau dan pentingnya menjaga kelestarian alam. “Pulau Bintang indah dan di Palopo tidak ada pulau seperti ini” ujar Mutiara, salah satu mahasiswa PMM. Perjalanan berlanjut ke Vihara Avalokitesvara, salah satu vihara tertua di Banten. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengenal lebih dekat ajaran Buddha dan sejarah perkembangan agama Buddha di Banten. “Senang banget pertama kali aku ke Vihara, banyak hal unik yang aku temuin disini” tutur Dela, mahasiswa PMM asal Universitas Cokroaminoto Palopo. Tak kalah menarik, kunjungan ke Benteng Speelwijk memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang peninggalan kolonial Belanda di Banten. Benteng yang dibangun pada abad ke-17 ini menjadi saksi bisu dari pertempuran dan dinamika politik pada masa kolonial. Di Museum Banten, mahasiswa mendapatkan gambaran lengkap mengenai sejarah dan budaya Banten melalui berbagai koleksi artefak dan diorama. Museum ini menjadi tempat belajar yang kaya akan informasi tentang perjalanan panjang Banten dari masa ke masa. Destinasi berikutnya adalah Masjid Agung Banten, salah satu masjid tertua dan terpenting di Banten. Mahasiswa diajak untuk mengenal arsitektur khas masjid serta sejarah penyebaran Islam di Banten yang memiliki peran signifikan dalam perkembangan agama di Nusantara. Perjalanan diakhiri dengan kunjungan ke Keraton Surosowan, bekas istana Kesultanan Banten. Di sini, mahasiswa dapat melihat sisa-sisa kejayaan Kesultanan Banten dan belajar tentang sistem pemerintahan serta kehidupan sosial pada masa itu. Program Modul Nusantara ini tidak hanya memberikan wawasan sejarah dan budaya, tetapi juga memperkaya pengalaman mahasiswa melalui refleksi mendalam terhadap setiap destinasi yang dikunjungi. Refleksi dari setiap kunjungan menunjukkan bahwa memahami dan menghargai warisan sejarah adalah langkah penting dalam membangun masa depan yang lebih baik. (HZ)
Read MoreDrama Korea “It’s Okay to Not Be Okay” bukan hanya sekadar hiburan, melainkan juga sebuah karya yang mengandung pesan-pesan mendalam tentang kesehatan mental, hubungan antarmanusia, dan yang terpenting, penerimaan serta penghargaan terhadap diri sendiri. Melalui karakter-karakternya yang kompleks dan alur ceritanya yang mengharukan, drama ini mengajarkan kita banyak hal tentang perjalanan menuju penerimaan diri. Pentingnya Menerima Diri Sendiri Salah satu pelajaran utama yang bisa kita petik dari drama ini adalah pentingnya menerima diri sendiri. Karakter utama, Ko Moon-young, adalah seorang penulis buku anak-anak yang sukses, namun ia memiliki masa lalu yang kelam dan trauma yang mendalam. Moon-young tumbuh dengan beban emosional yang besar akibat hubungan buruk dengan ibunya yang manipulatif. Akibatnya, dia mengembangkan kepribadian yang dingin dan egois, sulit untuk mencintai dan dicintai. Selama perjalanan ceritanya, Moon-young belajar bahwa untuk benar-benar bahagia, ia harus menghadapi dan menerima masa lalunya, serta mencintai dirinya sendiri meskipun semua luka yang ia bawa. Proses ini tidak mudah dan membutuhkan keberanian serta dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Drama ini menunjukkan bahwa menerima diri sendiri adalah langkah pertama yang penting menuju penyembuhan dan kebahagiaan. Menghargai Keunikan Diri Setiap karakter dalam “It’s Okay to Not Be Okay” memiliki keunikan masing-masing. Moon Kang-tae, seorang perawat di bangsal psikiatri, selalu mengorbankan kebahagiaan pribadinya untuk merawat kakaknya yang autis, Moon Sang-tae. Melalui interaksi dan hubungannya dengan Moon-young, Kang-tae belajar untuk tidak hanya menghargai kebutuhannya sendiri, tetapi juga untuk merayakan keunikan Sang-tae. Sang-tae sendiri adalah karakter yang luar biasa dengan bakat menggambar yang luar biasa, meskipun ia memiliki gangguan spektrum autisme. Drama ini menunjukkan bahwa setiap individu memiliki nilai dan bakat tersendiri yang patut dihargai dan dirayakan. Menghargai keunikan diri sendiri dan orang lain adalah langkah penting menuju kehidupan yang lebih seimbang dan memuaskan. Perjalanan Penyembuhan Diri Proses penyembuhan diri yang ditampilkan dalam drama ini adalah perjalanan yang panjang dan penuh liku. Karakter-karakternya harus menghadapi berbagai tantangan emosional dan psikologis untuk mencapai titik penerimaan diri. Penyembuhan ini digambarkan sebagai sebuah perjalanan yang membutuhkan dukungan, baik dari diri sendiri maupun dari orang-orang terdekat. Dalam drama ini, kita melihat bagaimana Moon-young, Kang-tae, dan Sang-tae saling mendukung dan memberikan kekuatan satu sama lain. Mereka belajar untuk menghadapi trauma masa lalu, mengatasi rasa takut, dan membuka hati untuk cinta dan kebahagiaan. Drama ini mengajarkan bahwa kita tidak perlu melalui perjalanan penyembuhan sendirian dan bahwa dukungan dari orang-orang terkasih sangatlah berharga. Menghadapi Masa Lalu untuk Maju ke Depan Menerima dan menghargai diri sendiri juga melibatkan keberanian untuk menghadapi masa lalu yang mungkin penuh luka. Dalam “It’s Okay to Not Be Okay,” karakter-karakternya dipaksa untuk menghadapi trauma dan rasa sakit mereka, bukan untuk melupakan, tetapi untuk memahami dan melepaskannya. Dengan menghadapi masa lalu, mereka dapat melangkah maju dan menemukan kedamaian serta kebahagiaan dalam hidup mereka. Melalui kisah yang mengharukan dan karakter yang mendalam, drama ini mengajarkan kita tentang pentingnya menerima dan menghargai diri sendiri. Proses ini mungkin tidak mudah, namun dengan keberanian, dukungan, dan cinta, kita semua dapat belajar untuk mencintai diri kita sendiri dan menjalani kehidupan yang lebih bahagia dan bermakna. (Z)
Read More