“Yaelah anak komunikasi cuma belajar ngomong doang! dari kecil juga udah bisa ngomong kali!”
Yup, barusan adalah contoh nyinyiran yang seringkali dilontarkan pada anak ilmu komunikasi. Sedih, ya? Seringkali dipandang sebelah mata. Tapi, ungkapan macam itu lahir karena ada stereotip bahwa ilmu komunikasi hanya untuk orang yang jago ngomong dan punya penampilan menarik (karena dianggap bakal kerja di TV ckck).
Jadi, apa iya jurusan ilmu komunikasi cuma belajar ngomong doang?
Realitanya, studi komunikasi itu studi yang “gado-gado” karena banyak beririsan dengan bidang-bidang lain, seperti Komunikasi-Ekonomi (menjadi komunikasi pemasaran); Komunikasi-Politik (menjadi komunikasi politik); Komunikasi-Psikologi (menjadi psikologi komunikasi); Komunikasi-Kedokteran (menjadi komunikasi kesehatan); dan masih banyak lagi~
Ilmu komunikasi juga sering banget dianggap jurusan yang sederhana karena lagi-lagi stereotip jurusan ini Cuma nunjukin jago ngomong aja. Padahal, anak ilkom banyak banget belajar teori komunikasi untuk bisa menyampaikan pesan dengan cara seefektif mungkin. Nggak cuma itu, di kelas ilmu komunikasi juga diajarin cara belajar nulis yang baik, penggunaan kata sambung, perencanaan iklan, sampe kampanye juga ikut dipelajari! Fyuh, jadi anak ilkom itu sama beratnya kok sama jurusan yang lain~
Jurusan ilmu komunikasi juga menuntut mahasiswanya untuk bisa menguasai banyak hal, karena nanti ketika berada di dunia kerja akan banyak sekali bersinggungan dengan disiplin ilmu yang lain. That’s why jurusan ilmu komunikasi selalu dicari di setiap lowongan pekerjaan jenis apapun, dan ini adalah salah satu hal yang bisa disombongkan dari jurusan ilmu komunikasi*ehe* (Z)