Cerita Dimas Kalinggo, Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Unsera


UNSERA

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek), membuka peluang bagi mahasiswa Indonesia untuk merasakan iklim pendidikan di universitas di luar kampus asal mereka, dari Sabang hingga Merauke.

Salah satu mahasiswa yang beruntung adalah Dimas Kalinggo, mahasiswa dari STIKES ISFI Banjarmasin, yang mengikuti program ini di Universitas Serang Raya (Unsera).

Setelah penyambutan pada akhir Februari, Dimas dan peserta lainnya mulai menjalani kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan budaya dan lingkungan akademik yang baru. “Very excited, apalagi tahu ini tahun pertama Unsera mengadakan PMM. Aku juga kepoin kampusnya sebelum daftar dan emang udah inceran dari awal aku daftar PMM ini, and I’m so lucky bisa lolos di Unsera,” katanya saat ditemu tim humas Unsera.

Meskipun penuh semangat, Dimas mengakui bahwa ia perlu waktu untuk beradaptasi dengan kehidupan di kota baru. “Sepertinya perlu pembiasaan dan adaptasi dalam jangka waktu tertentu untuk hidup sendiri di kota orang karena ini adalah pertama kalinya aku ngerantau jauh dari Banjarmasin. Kekhawatiran sepertinya tidak ada, karena aku yakin Unsera pasti akan mendampingi mahasiswa PMM dengan versi terbaik mereka selama program ini berjalan,” tambahnya.

Tidak hanya belajar dalam kelas, PMM turut mengadakan kegiatan lainnya. Yakni, modul Nusantara. Itu merupakan serangkain kegiatan yang berfokus untuk menumbuhkan pemahaman kebhinekaan, refleksi, hingga kontribusi sosial mahasiswa.

Salah satu pengalaman berkesan bagi Dimas selama di mengikuti modul nusantara adalah kunjungannya ke Suku Baduy.

“Eksplor kesenian Baduy, kebiasaan masyarakat Baduy, sejarah, serta berbincang dengan suku Baduy dalam. Kesan yang sangat luar biasa, pengalaman yang luar biasa dan terima kasih atas kesempatannya untuk anak PMM Unsera bisa berkunjung sekaligus bermalam di Kampung Gazebo, Suku Baduy,” cerita Dimas.

Baginya, kunjungan tersebut sangat seru dan berkesan, karena ia bisa mengenal Banten lebih dalam dan mempelajari budaya Banten yang sangat berbeda dari daerah asalnya, yaitu Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Sebagai seorang mahasiswa yang menjadi ‘tamu’, Dimas merasa bahwa Unsera melayani peserta PMM dengan sangat baik. “Saya juga merasa kalau di sini dosen dan mahasiswa sangat welcome kepada kami,” tambahnya.

Dimas berharap PMM dapat berjalan secara berkelanjutan. Kenangan dan pengalaman baru yang ia dapatkan tidak akan pernah terlupakan, termasuk yang dirasakan oleh seluruh peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) lainnya. (H)


Accessibility Toolbar