Lomba Debat Tingkat Nasional, Tim UNSERA Juara 1


UNSERA

Serang – 18 Oktober 2020 Tim debat Universitas Serang Raya yang terdiri dari 3 orang mahasiswa Program Pendidikan Vokasi  Handy Gibran Pratama, Nova Ramadhani dan Ilham Muhyidin berhasil meraih juara “Begawi Gebyar Mahasiswa BIDIKMISI NUSANTARA 2020 (GEMBIRA 2020)” yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Lampung. GEMBIRA 2020. Acara tersebut merupakan panggung Mahasiswa Bidikmisi terbesar di Indonesia yang dilakukan secara daring mulai tanggal 16-18 Oktober 2020.

Terdapat dua tahap yang harus dilalui oleh para tim, diantaranya yang pertama adalah babak penyisihan yang diikuti oleh 32 tim yang telah lolos seleksi essai di tahap sebelumnya. Setelah para peserta melewati babak penyisihan, selanjutnya merupakan babak 8 besar yang akan diambil 3 tim terbaik sebagai pemenangnya. Di babak 32 besar mosi yang dibawakan terkait “Pro kontra sistem pembelajaran daring”, dan di babak 8 besar mosi perdebatannya tentang “Pemerintah mewacanakan pembukaan data pasien COVID-19”.

Direktur program pendidikan Vokasi Universitas Serang Raya Dra. Hj. Suhartini, MM menyampaikan pesan bangganya kepada ketiga mahasiswa yang telah mewakili UNSERA dalam lomba debat tingkat Nasional tersebut. “Tentu saja sebuah kebanggaan dan rasa syukur Vokasi bisa memberikan yang terbaik bagi UNSERA.. Walau ditengah pandemi seperti ini tetap masih dapat melakukan aktivitas dan berprestasi,” jelasnya.

Selain itu Suhartini juga menyampaikan harapan yang mendalam kepada program Vokasi agar bisa tumbuh dan berkembang, kuat dan menguatkan cita-cita, terus berkarya demi kemajuan bersama demi kebermanfaatan umat.

Diwaktu yang sama, Liza Diniarizky Putri, M.Kesos., M.Ikom menyampaikan bahwa hal ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Program Pendidikan Vokasi UNSERA mampu bersaing  di tingkat Nasional dimasa Pandemi.

“ini bukti nyata Vokasi bahwa dimasa pandemi ini, Vokasi UNSERA mampu bersaing dan meraih juara debat tingkat Nasional yang diikuti 32 tim. Saya harap, kedepannya akan banyak lagi prestasi yang akan ditoreh,” jelasnya.

Dalam perlombaan debat itu, mereka menyajikan dua sudut pandang pro dan kontra. Sudut pandang pro lebih banyak mengangkat isu tentang urgensi, dan hukum positif sebagai asas legalitas dari publikasi data pasien COVID-19. Sementara itu, argumen kontra mengangkat isu keamanan data, stigmatisasi, dan masalah kesiapan infrastruktur kesehatan.

Dalam hal ini ketua tim Handy Gibran Pratama mengungkapkan suka duka dalam pelaksanaan lomba debat daring. “Kalo suka dukanya dalam bikin video kita harus take beberapa kali supaya sempurna, terus kami harus stay di kampus seharian sampai larut malam. Pernah rekan saya abis LK ga tidur 3 hari 2 malam harus langsung datang ke kampus buat take video. Harusnya mereka datang pagi malah datangnya siang, sementara saya harus nunggu mereka dari pagi. Menyusun script argument juga cukup sulit untuk memadukan penyampaian kalimat, sama yang terakhir itu proses editing yang cukup menguras kesabaran dan waktu,” ungkapnya.